Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

7 Kesalahan Fatal Pengusaha Pemula

Memang dunia bisnis dunia yang tidak pasti. Makanya banyak pebisnis yang tiba-tiba dapat 20 juta semalam. Gak pasti. Hihiw. Berbisnis juga merupakan 9 pintu dari 10  pintu rezeki yang disediakan Allah. Namun, beberapa pebisnis, ah bukan, kebanyakan pebisnis pemula sering melakukan beberapa kesalahan fatal yang seharusnya tidak ia lakukan. Ya iyalah, ya, namanya fatal seharusnya gak harus dibikin. Hihihi. Tapi buat pebisnis yang sudah ‘terlajur basah’, mari kita belajar. Kira-kira ada 7 kesalahan fatal pebisnis pemula, berikut ketujuh kesalahan-kesalahan yang sering ditemukan oleh para pebisnis pemula. Cekidot!

1. Asal Action
1. Asal Action

Kalau ditanya, bisnis apa yang paling bagus? Bisnis yang paling bagus itu adalah bisnis yang dimulai. Tapi dalam memulainya tentu kita harus memiliki keilmuan. Langsung action? Boleh. Tapi sambil belajar. Kebanyakan pebisnis pemula melakukan kesalahan bisnis yang satu ini.
Ibaratnya mau jalan kaki, mau naik sepeda motor, mau naik mobil, dan mau naik helikopter. Manakah yang lebih mudah? Tentu jalan kaki. Jalan kaki pun tak perlu ilmu yang mumpuni. Latihan saja berjalan, eh bisa. Lain lagi dengan naik sepeda motor. Harus belajar keseimbangan dan sebagainya. Sekarang coba bandingkan dengan naik mobil. Mengendarai mobil lain ceritanya lagi dengan mengendarai sepeda motor. Butuh keilmuan yang lebih banyak. Nah, coba tengok helikopter. Apakah mudah mengendarainya? Barang tentu kita harus memiliki keilmuan yang cukup, penguasaan tombol navigasi, dan seterusnya.
Begitu juga dalam berbisnis. Mau bisnisnya besar, ya belajar. Jangan asal action. Sip? :)

2. Ikut-ikutan
2. Ikut-ikutan

Lazim kita ketahui banyak bisnis yang mengikuti tren saja. Bahasa manisnya: ikut-ikutan. Lagi-lagi ini tentang keilmuan. Ilustrasi di gambar banyak menjelaskan bagaimana bahayanya. Itu seniornya ingin menangkap ular. Ia tahu betul caranya, yaitu menangkapnya dari ekor. Eh, yang ikut-ikutan melihat hanyalah “senior masukkan tangan ke dalam lubang”, nah loh.. ternyata ada kepalanya di sana. Hihihi.

3. Gampang Percaya
3. Gampang Percaya

Hihihi. Yang satu ini, saya pernah mengalaminya, mungkin Teman juga pernah (atau mungkin sering? Hehe) mengalami hal yang sama. Mudah percaya, dan akhirnya ternyata ditipu. Percaya boleh-boleh saja. Memang dalam bisnis kepercayaan itu harus. Gimana mau kerjasama kalau tidak percaya. Namun, penting untuk berhati-hati memilih partner bisnis agar tidak menyesal di kemudian hari.

4. Ingin cepat
4. Ingin Cepat

Kata guru saya, jadilah manusia INTAN yang ditempa dan akhirnya luar biasa, janganlah hanya menjadi manusia INSTAN yang rapuh kayak mie instan. Hehehe.
Memang jalan menuju sukses tidak semudah yang kita rencanakan. Sering ada hal-hal yang tak terduga di dalamnya. Itulah bagian dari proses. Namanya juga SUK-SES alias SUKa proSES, nah kita harus bisa menghargai prosesnya. Beberapa pebisnis pemula yang ingin cepat mendapati jika ada halangan dalam bisnisnya, dia cepat down dan banyak mengeluhnya.

5. Banyak Gaya
5. Banyak Gaya

Poinnya adalah BOROS. Kita sering menghabiskan profit bisnis ke dalam hal-hal yang kita inginkan, padahal sebenarnya hal tersebut tidak terlalu kita butuhkan. Kita terjebak ke dalam gaya hidup konsumtif. Motifnya bisa bermacam-macam. Kita sudah tahu bersama. Dari luar terlihat kece, padahal sebenarnya kondisi keuangannya tidak seperti gayanya.

6. Mudah hutang
6. Mudah Hutang

 Di mana-mana, ada saja kesempatan untuk berhutang. Coba jalan-jalan ke Mall, ke pameran, ada saja tawaran tentang kartu kredit dengan bunga bla bla bla persen, ada juga kredit dengan syarat hanya photocopy KTP. Yang dibicarakan di sini adalah hutang konsumtif ya. Pun kalau mau berhutang untuk keperluan bisnis, harus dipikirkan secara matang. Sebisa mungkin tidak melakukannya kegiatan haram berhutang. Ada yang demi memajukan bisnisnya meminjam uang pada Bank Negaralah, Bank Swastalah, Bank Daerah, atau bank-bank lain, apalagi minjam duit sama Bang Tigor (baca: rentenir).
Terlilit hutang itu bahaya.

7. Buta finansial
7. Buta Finansial

Duh, yang satu ini parah banget. Fatal! Buta finansial? Apa kata dunia? Hihiw. Maksudnya, kita harus paham tentang perencanaan keuangan. Agar nanti terciptanya keamanan finansial lalu mencapai yang namanya kebebasan finansial. Semoga kita semua bisa meraihnya. Sekali lagi itu harus paham, tentu dengan ilmu. Bisa parah kalau keuangan tidak direncakanan. Apalagi kedepan banyak hal-hal yang tidak terduga. Musibah misalkan, ada kecelakaan, kematian, sakit, bencana alam dan lain sebagainya yang tentu tidak membutuhkan dana yang sedikit. Kita harus merencanakannya.
Kebanyakan pebisnis pemula senang mencampur antara keuangan pribadi dan keuangan perusahaan. Padahal ini adalah kesalahan fatal. Seharusnya kita menyediakan pos-pos pengeluaran dan lain sebagainya secara teratur dan tepat. Sekarang sudah banyak aplikasi perencanaan keuangan buat wirausahawan maupun perusahaan, tidak perlu lagi menyewa akuntan atau lain sebagainya. Pokoknya, intinya, poinnya, melek! Jangan sembarang mengalirkan uang tanpa perencanaan. :)
Itulah 7 kesalahan fatal para pebisnis atau pengusaha pemula. Buat berkata “duh yang ini gue banget”, belajar memperbaiki dan jangan ulangi. Bisa juga dapatkan informasi lengkap tentang bagaimana menghindari dan mengatasi jika sudah terlanjur di bukunya Dewa Eka Prayoga: 7 Kesalahan Fatal Pengusaha Pemula.

#7KFPP Jamil Azzaini
















Kisah hidup pegawai Trans tv yang menyedihkan

Ketika pertama kali aku main-main ke Trans TV di daerah Mampang,
Jakarta Selatan, aku melihat ada sesuatu yang menarik. Saat itu aku
duduk di Coffee Bean; (persis di kursi sebelah Julie Estelle yang
keliatan suntuk nungguin Moreno yang sedang didapuk menjadi komentator
liputan Balap Mobil F1 Trans7
) sambil nungguin Prabu Revolusi. Dari
kursiku, aku bisa memandang begitu banyak orang berseragam hitam hitam
berseliweran di lobi utama Trans Corp. Dan aku melihat adanya
kebanggaan di wajah mereka semua mengenakan seragam hitam-hitam itu.
Kata salah seorang campers (camera-person) Jelang Sore
yang aku kenal, tiap karyawan Trans akan merasa bahwa seragam mereka
itulah yang mengikat hati mereka dan membuncahkan kebanggaan mereka
menjadi karyawan Trans. Terutama bagi anak-anak baru. 

  "Istilahnya, gak usah pake duit asal kamu pake tu seragam pasti bisa dah dipake buat ngelamar anak orang.." katanya. 

Aku sendiri melihat bahwa Trans TV memang memiliki citra yang sangat
positif sebagai salah satu perusahaan yang paling dituju oleh lulusan
S1 setelah mereka lulus kuliah. Masih ingat kan, program rekrutmen
Trans TV bulan Januari 2007 yang masuk rekor MURI karena jumlah
pesertanya yang mencapai lebih dari 100.000 pelamar..? Itu saja sudah
menunjukkan betapa tinggi citra merek Trans TV di mata masyarakat
Indonesia. Dengan demikian, mestinya orang-orang berseragam hitam-hitam
yang aku lihat di lobi TransCorp memiliki kebanggaan yang besar bisa
lolos seleksi dan bekerja di salah satu perusahaan idaman para pencari
kerja. Paling tidak, itulah dugaanku semula..

Namun sejak akhir 2007, aku mendengar kabar bahwa banyak karyawan Trans
TV yang sudah dan akan mengundurkan diri dalam waktu dekat. Awal 2007,
presenter-presenter handal Trans TV seperti Mohammad Rizky
Hidayatullah, Tina Talissa, Afaf Bawazier, Budi Irawan, Hanum Rais, dan
lain-lain sudah hengkang ke stasiun TV lain, pada akhir 2007 gelombang
eksodus itu mengalir lagi. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung. Dalam
empat bulan hingga Desember 2007, jumlah presenter, reporter, campers,
dan karyawan produksi Trans TV yang hengkang mencapai lebih dari 60
orang!! Dan yang hengkang bukanlah orang-orang sembarangan..!! 90% dari
mereka yang hengkang adalah mereka yang memiliki dedikasi yang tinggi
pada pekerjaan dan kinerja yang luar biasa. 

  Mau contoh?
Ratna Dumila, presenter cantik lulusan Fakultas Hukum UNAIR yang sudah
digadang-gadang Chairul Tanjung menjadi ikon Trans TV bersama Prabu
Revolusi, secara mendadak hengkang ke TV-One. Tidak hanya Mila, yang
juga memutuskan ikut dalam gelombang eksodus itu termasuk juga
presenter kesayangan pemirsa Trans TV Githa Nafeeza, Reza Prahadian
(wartawan kepresidenan Trans TV), Divi Lukmansyah (Koordinator seluruh
presenter Trans TV), Iwan Sudirwan (Kepala Divisi – boss besar seluruh
program berita Trans TV), bahkan sampai produser Reportase Investigasi
yang menghasilkan liputan-liputan luar biasa tentang tahu berbahan
formalin, bakso daging tikus, atau obat-obatan daur ulang. Bayangkan
kalau 60 orang dengan kualitas sehebat itu kemudian pindah dalam waktu
yang hampir bersamaan..!! Dan gelombang eksodus itu bahkan masih
berlanjut sampai Maret 2008, meskipun jumlah yang keluar tidak sebanyak
tahun 2007. Tapi, bila ditotal, jumlah mereka yang memutuskan untuk
hengkang dari Trans TV sejak tahun 2007 sampai dengan Maret 2008
mencapai hampir 100 orang. Buatku, itu suatu jumlah yang luar
biasa..!!!

  Kedekatanku dengan beberapa reporter, presenter, dan campers
Trans TV memungkinkan aku untuk bertanya-tanya pada mereka tentang apa
yang sebenarnya terjadi. Mereka semua menyampaikan jawaban yang senada,
yaitu bahwa mereka merasa bahwa Trans TV kurang memberikan penghargaan
atas apa yang mereka lakukan buat perusahaan. Dedikasi dan loyalitas
yang mereka berikan ternyata tidak disambut dengan sepadan oleh
perusahaan. Hal ini membuat kebanyakan orang-orang terbaik Trans TV
memilih untuk hengkang, meskipun kenyamanan atmosfir kerja di Trans TV
masih belum bisa ditandingi oleh stasiun TV lainnya di Indonesia. 

Dengan informasi sebatas itu, saat itu aku masih bertanya-tanya. Karena
menurutku, biasanya orang-orang media, apalagi yang memiliki kinerja
yang bagus, kebanyakan lebih mementingkan kondisi kerja yang kondusif.
Kenyamanan lingkungan kerja bagi pekerja profesi, biasanya, jauh lebih
penting dibandingkan penghargaan, apalagi penghargaan berupa uang.
Jadi, aku merasa bahwa mestinya ada hal lain yang membuat orang-orang
terbaik Trans TV hengkang dan mencari pelabuhan baru pada waktu yang
hampir bersamaan.

Baru pada awal bulan lalu aku menemukan jawabnya. Dari perbincangan
dengan beberapa orang teman Trans TV, aku menemukan sesuatu yang sangat
menarik. Sekaligus mengherankan. Ternyata di antara Stasiun TV swasta
nasional lain di Indonesia, Trans TV adalah stasiun TV yang menawarkan
penghasilan PALING RENDAH. Bahkan, standar gaji Trans TV setara dengan
standar gaji stasiun TV lokal seperti Banten-TV atau JTV..!!
Ingat, program rekrutmen Trans TV Januari 2007 yang masuk MURI yang
tadi sempat aku singgung? Mereka yang direkrut dari program itu
menerima take home pay Rp 1.500.000,- plus uang makan Rp 10.000 per hari masuk. Pernah lihat iklan rekrutmen presenter, reporter, dan campers
yang dilaksanakan di kampus-kampus di Surabaya (UNAIR), Yogyakarta
(UPN), Bandung (UNPAD) pada bulan April 2008? Mereka yang lolos
rekrutmen itu akan (masih rencana nih…) menerima take home pay
Rp 1.700.000,- plus uang makan Rp 10.000 per hari masuk. Mereka yang
memiliki jatah sebagai presenter acara di TV, seperti Prabu Revolusi
(Reportase Sore dan Reportase Investigasi), Ryan Wiedaryanto (Reportase
Sore dan Reportase Akhir Pekan), atau Sharah Aryo (Jelang Sore) lebih
beruntung. Karena mereka juga mendapat honor presenter, yaitu kurang
lebih Rp 70.000 untuk sekali tampil. 

Aku begitu kagetnya
mendengar informasi itu. Terbayang olehku ketika aku ikut proses
liputan Jelang Sore di Surabaya dan Bandung yang begitu melelahkan. Dan
untuk itu hanya mendapat penghasilan segitu..?? Pantaskah..??? Gak usah
bilang pantas atau tidak pantas deh. Cukupkah untuk hidup..??? Uang kos
di daerah Mampang berkisar Rp 600.000 sebulan dengan fasilitas minimal
dan langganan banjir, buat beli makan malam kurang lebih Rp 15.000
sekali makan di warung sederhana, belum buat beli pulsa HP, buat
transpor ojek yang Rp 5000 dari tempat kos ke kantor Trans TV, buat
sekedar jajan atau nonton kalo lagi malam mingguan. Berapa yang masih
tersisa dan cukup untuk ditabung…??? 

  Bukan cuma itu. Dari informasi itu pula, aku jadi tahu bahwa take home payyang notabene tinggal di Jakarta) ternyata masih lebih rendah dibandingkan take home pay rata-rata PNS dosen Universitas Airlangga..!!!

Aku tak mampu berkata apa-apa. Karena aku jadi langsung tahu, sangat
rasional kalau seorang presenter berita Trans TV yang sudah cukup
senior dengan take home pay berkisar Rp 2,5 juta sampai 3 juta per bulan langsung memutuskan untuk pindah begitu ditawari oleh TV-One take home pay
tiga kali lipatnya. Seorang presenter berita Trans TV dengan gaji
sebesar Rp 2,5 – 3 juta sebulan masih punya kewajiban untuk turun ke
lapangan melakukan liputan seharian penuh, kembali ke kantor untuk
mengedit liputannya sekaligus melakukan VO (Voice Over atau Dubbing),
lalu menyiapkan materi liputan besok atau bersiap-siap tampil
menyajikan berita, dan baru pulang ke rumah pukul 21 untuk kembali
masuk pukul 8 pagi esok harinya.
Kebayang gak, gimana kehidupan

presenter atau reporter Trans TV yang sudah berkeluarga..? Dengan jam
kerja yang begitu panjang, deadline yang begitu ketat, dan penghasilan
yang begitu seadanya, apa yang dapat mereka berikan dengan layak untuk
istri dan anak mereka..? Seorang karyawan dengan loyalitas dan dedikasi
tinggi sekalipun pasti akan terpaksa berpikir rasional dan menerima
tawaran lain yang lebih manusiawi. Mungkin saja mereka tidak akan dapat
merasakan suasana kerja yang senyaman di Trans TV, tapi aku yakin
mereka akan dapat menerimanya (dengan terpaksa) demi tuntutan hidup
yang harus mereka penuhi.

Aku bisa memahami itu semua kini, mengapa begitu banyak orang-orang
hebat Trans TV yang memilih untuk mencari tempat yang baru.
Money is not everything, but sometimes without money everything is nothing..
Sangat manusiawi apabila mereka-mereka yang memiliki kinerja yang bagus
dan dedikasi serta loyalitas yang tinggi harus takluk pada kebutuhan
yang paling mendasar yaitu uang.

Tapi, ada satu hal yang masih menggelitik pikiranku. Aku pernah membaca di majalah SWA pada edisi yang membahas tentang para eksekutif muda dan eksekutif yang diburu
oleh headhunters (para pencari, pemburu, dan pembajak tenaga kerja level eksekutif dari
perusahaan lain). Di artikel itu, tertulis bahwa dua pucuk pimpinan
Trans TV, yaitu Ishadi SK dan Wishnutama adalah dua eksekutif yang
menerima take home pay lebih dari Rp 100 juta per bulan.
Mengingat struktur organisasi Trans TV yang cenderung flat, ketimpangan
ini membuatku kembali bertanya-tanya….
  Apa yang sebenarnya terjadi…??

sumber : kaskus.co.id

Catatan : selalu bersukur dengan pekerjaan yang telah alloh berikan , rizki yang diberikan alhamdulilah cukup.

Aturan Dasar Memakai Jeans

Jeans merupakan salah satu must-have item di lemari seorang pria. Pria mana yang tidak memiliki jeans di lemarinya? Mulai dari jeans dengan potongan klasik, skinny, straight, sampai jeans dengan gaya rebel yang penuh sobekan.

Mencocokkan jeans dengan baju terkadang bukanlah hal yang mudah. Kita tidak boleh sembarangan memilih pasangan yang tepat untuk jeans Anda. Paduan antara atasan, pemilihan warna, bagaimana cara memakainya, semua itu memiliki aturannya sendiri.
Dan yang paling terpenting, event apa yang sedang Anda datangi? Kasual atau formal? Berikut ini adalah tips-tips untuk memaksimalkan penampilan Anda dengan jeans.


Dengan T-shirt. Masukkan ke dalam jeans? Tidak. Pastikan bagian bawah T-shirt Anda tidak jatuh di bawah puncak saku jeans Anda.  

Cara pakai terbaik: Slim tetapi tidak ketat, seperti kemeja. Jangan ragu untuk melipat bagian mata kakinya. 

Warna terbaik: Ketika Anda ada di suasana kasual, warna terbaik adalah biru muda atau biru medium, atau mungkin variasi warna putih dan abu-abu.


Dengan Polo Shirt. Masukkan ke dalam jeans? Tidak. Tidak seperti T-shirt, polo shirt memiliki jenis bahan yang akan menyesuaikan dengan jeans Anda di sekeliling garis pinggang. Bagian lengannya juga akan membuat lengan Anda tampak berisi. 

Cara pakai terbaik:Jeans dengan kaki yang lurus. Karena baju Anda lebih pas dengan tubuh Anda, jeans Anda juga harus demikian.  

Warna terbaik: Jeans berwarna gelap untuk polo shirt berwarna cerah, putih, atau warna-warna pastel, dan jeans berwarna terang untuk polo yang berwarna gelap.


Dengan Kemeja Kasual. Masukkan ke dalam jeans? Hampir selalu. Beberapa kemeja kasual dipotong pendek supaya tidak perlu dimasukkan ke dalam jeans Anda. Tapi beberapa kemeja harus dimasukkan juga (tergantung mood penampilan). 

Cara pakai terbaik: Jika Anda tidak menggunakan apa-apa di atas kemeja itu, gunakanlah jeans dengan kaki lurus; jika Anda melapisi kemeja Anda dengan sweater atau jaket, santai saja memilih jenis jeans.

 Warna terbaik: Untuk keadaan yang cukup santai, pilihlah warna antara biru medium dan warna biru tua.


Dengan Formal Shirt. Masukkan ke dalam jeans? Ya, dan pastikan Anda menggunakan ikat pinggang. 

Cara pakai terbaik: Kasual dan santai. Tidak perlu yang terlalu kecil atau skinny.  

Warna terbaik: Ini adalah saat terbaik untuk mengganti jeans biru Anda dengan warna coklat, khaki, abu-abu, atau bahkan merah.


Dengan Blazer Kasual. Masukkan ke dalam jeans? Tentu saja! Dan karena Anda akan menggunakan jeans berwarna gelap, ringankanlah dengan blazer berwarna kontras, misalnya putih.  

Cara pakai terbaik: Anda memasuki wilayah penuh gaya, di mana Anda membutuhkan jenis pakaian yang lebih pas dengan potongan tubuh Anda. Lipatlah bagian bawah jeans Anda.  

Warna terbaik: Semakin gelap warna jeans yang Anda gunakan, semakin variatif paduan yang dapat Anda kenakan.

sumber : yahoo.com

Tahun 2014

2014 Masehi adalah tahun pada milenium ke-3, abad ke-21, dan dekade 2010-an dalam kalender Gregorian.

2014 merupakan tahun biasa yang bermula pada hari Rabu.

Peristiwa

  • Pemilihan umum legislatif dan pemilihan umum Presiden Indonesia

Olahraga

Hari libur nasional di Indonesia

Hari-hari libur nasional dan cuti bersama Indonesia untuk tahun 2014:[1]
No Tanggal Hari Keterangan
Hari Libur Nasional
1 1 Januari Rabu Tahun Baru Masehi
2 14 Januari Selasa Maulid Nabi Muhammad SAW (12 Rabiul Awal 1435H)
3 31 Januari Jumat Tahun Baru Imlek 2565
4 31 Maret Senin Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1936)
5 18 April Jumat Wafat Yesus Kristus
6 1 Mei Kamis Hari Buruh
7 15 Mei Kamis Hari Raya Waisak 2558
8 27 Mei Selasa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW (27 Rajab 1435H)
9 29 Mei Kamis Kenaikan Yesus Kristus
10 28 Juni Sabtu Puasa (1 Ramadan 1435H)
11 28 Juli-29 Juli Senin-Selasa Idul Fitri (1-2 Syawal 1435H)
12 17 Agustus Minggu Proklamasi Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-69
13 4 Oktober Sabtu Idul Adha (10 Dzulhijjah 1435H)
14 25 Oktober Sabtu Tahun Baru Islam (1 Muharram 1436H)
15 25 Desember Kamis Hari Raya Natal
Cuti Bersama PNS
1 30-31-1 Agustus Rabu-Kamis-Jumat Cuti bersama Idul Fitri
2 26 Desember Jumat Cuti bersama Natal


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/2014


Merintis Bisnis Event Organizer

Merintis Bisnis Event Organizer

Tags: , , , ,

Berkecimpung di dunia Event Organizer (selanjutnya kita sebut EO) memang merupakan kenikmatan tersendiri. Meskipun seringkali kita merasa sangat kelelahan, namun di balik itu tersimpan rasa bangga dan gembira. Rasa bangga ketika event yang kita selenggarakan sukses dan sesuai harapan serta gembira karena dapat bekerja sama dengan tim yang menyenangkan.

Tapi ada beberapa hal utama yang perlu kita perhitungkan sebelum kita memutuskan terjun di dunia bisnis EO, antara lain :
1. Bekal pengalaman menyelenggarakan event.
2. Ide kreatif dan inovatif.
3. Relasi bisnis (klien/sponsor) yang cukup kuat.
4. Modal usaha yang cukup.
5. Tim yang solid dan loyal.
Walaupun terlihat sangat sederhana namun sebenarnya lima poin diatas merupakan hal-hal yang cukup berat. Kebanyakan orang mengatakan bahwa bisnis di dunia EO itu mudah, tapi bagi saya tidak. Banyak sekali rintangan yang harus kita hadapi dan tentunya ini tidak ringan. Tapi sebenarnya kuncinya terletak di ketekunan dan kerja keras, itulah modal paling utama yang harus kita miliki.

Saya akan menguraikan lima poin di atas agar kita bisa benar-benar memahami poin-poin penting dalam merintis bisnis EO sehingga dapat terhindar dari halangan atau jebakan yang sangat mungkin terjadi.

1. Bekal pengalaman menyelenggarakan event.
Disadari atau tidak, sebenarnya bekal yang kita miliki sebagai pengelola event sudah kita mulai sejak kita sekolah. Kepanitiaan yang kita ikuti pada waktu itu bisa dijadikan bekal pengalaman yang cukup. Paling tidak, kita sudah mengetahui prosedur mengelola suatu kegiatan dari penyusunan proposal sampai eksekusi di lapangan.

2. Ide kreatif dan inovatif.
Ingat, bisnis EO adalah bisnis komunikasi dan bisnis hiburan, kepuasan dan ketertarikan menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Ketika tidak ada ide cemerlang dan kreatifitas, siap-siap gigit jari. Namun, kreatifitas memang tidak harus selalu orisinil, mengembangkan sebuah ide yang sudah adapun bukan menjadi masalah. Justru itulah yang disebut inovasi.

3. Relasi bisnis (klien/sponsor) yang cukup kuat.
Dukungan relasi bisnis, baik itu klien ataupun sponsor, merupakan kunci dari sukses tidaknya acara yang kita selenggarakan. Sebelum memutuskan terjun ke dunia bisnis EO, kita harus melihat kembali apakah kita memiliki jaringan bisnis yang kuat atau tidak? Karena merekalah yang nantinya akan membeli atau membiayai ide-ide kreatif kita. Apabila kita tidak memiliki jaringan bisnis, sebenarnya bukan menjadi masalah besar. Tentunya dengan membangun kepercayaan terhadap EO kita, jaringan bisnis itu akan terbentuk dengan sendirinya. Tapi perlu diingat bahwa EO kita tidak akan berkembang secepat apabila kita telah memiliki jaringan bisnis sebelumnya.

4. Modal usaha yang cukup.
Seperti yang pernah saya bahas sebelumnya, bahwa dalam memulai sebuah usaha, mutlak dibutuhkan modal. Untuk bisnis EO, kita perlu menyiapkan modal finansial terutama untuk memenuhi keperluan-keperluan EO seperti, Mengurus legalitas usaha (CV atau PT), menyewa kantor, pengadaan alat kantor, biaya telekomunikasi, biaya persiapan event, dan lain-lain. Untuk memenuhi beberapa hal tersebut tentunya tidak cukup dengan selembar dua lembar uang rupiah. Cukup besar memang, kalau kita tidak mempunyai cukup banyak modal finansial, kita bisa mencari investor.

5. Tim yang solid dan loyal.
EO adalah tim, dan menemukan tim yang solid itu tidak mudah. Mengambil tim baru untuk EO yang baru dibentuk sama sekali tidak saya sarankan. Sebaiknya dalam mendirikan sebuah EO, kita mengajak beberapa rekan kita yang sudah lama bekerja sama dengan kita dan terbukti soliditas dan loyalitasnya. Banyak sekali hal-hal yang menjadi rawan konflik selama persiapan event. Jauh lebih mudah untuk bisa saling memahami masalah di antara tim apabila bekerja bersama rekan sendiri dari pada dengan orang yang baru kita kenal supaya masalah-masalah yang terjadi tidak merambat menjadi masalah besar yang berdampak buruk terhadap keberlangsungan perusahaan.

Semua kembali lagi kepada anda, apakah anda sudah benar-benar siap terjun ke lembah berduri di dunia bisnis EO?

Selamat merintis bisnis event organizer.


Bikin Prposal

Sekedar sharing pengalaman aja ya, saya bersama teman2 di Bandung pernah beberapa kali mengadakan event variety photography dari mulai lomba foto, pameran, seminar, bedah film dan klinik kamera dalam satu minggu penuh. Waktu dihitung2, aje gileee, biayanya puluhan juta,
Sempet panic sih, bisa engga ya ketutup
Ternyata bisa
Kuncinya di proposal!
Harus bikin proposal yang representative, menarik, bagus, berkualitas dan bargain/penawaran paketnya jelas.
Menarik itu artinya cover eye catching, desain proposal juga oke, kalau perlu dicetak yang bagus. (tentu aja panitia harus mau ngemodal-biaya cetak-mahal lho, sekitar Rp.15.000 per eks, kali 100 proposal udah berapa-- tapi pengeluaran awal segini, layak kok)
Lalu jelaskan background acara, tujuan event, materi acara, sasaran peserta, estimasi pengunjung dan sebagainya, se detail dan selengkap mungkin. Plus gunakan bahasa yang menarik, lugas, mudah dicerna.
Tawarkan proposal pada banyak pihak, mulai dari instansi pemerintahan, LSM, produsen kamera-CF-film, camera bag, accessories, media, universitas, studio foto, bank, dan perorangan.
Aku kasih unjuk ya, coca cola biasanya mau ngasih sponsor dari mulai memberikan berkrat2 produknya minuman bersoda-air mineral- sampe segala macem cenderamata sticker, jam tangan, back pack lumayan buat doorprize dan paket hadiah , Indocafe mau lho ngasih kopi gratis di arena pameran, dan sebagainya. Yang amazing lagi, para seniman musik juga kalau diundang ngisi di pameran mereka mau juga lho, "do it for free".. asal jangan lupa kasih konsumsi dan bagi2 merchendise buat mereka. Kapan sebaiknya memberikan proposal? Proposal yang baik seyogyanya diberikan minimal 6 pekan sebelum event, jadi mereka ada waktu untuk rapat dan mempertimbangkan secara maksimal mengenai jenis "support" apa yang akan mereka berikan untuk kegiatan yang mas adakan. Buat lah acara ini semenarik dan fleksibel mungkin, gitchu lah pokoknya
Semoga membantu Salam.


1. Proposal dibuatlah semenarik mungkin
2. Nama Juri yang familiar di "dunia fotografi sangat menjual baik dari segi peserta yang akan ikut ataupun pihak sponsor.
3. Cangkupan geografis yang luas sangat diperhatikan pihak sponsor untuk untuk turut mempromosikan produknya.
4. Ajukan proposal nya jauh2 hari yah, karena biasanya kalo sudah akhir tahun, sponsor sudah habis budget kalo adapun hanya menghabiskan sisa saja.
5. Buat beberapa macam jenis sponsor...misalnya :
* Sponsor tunggal
* Sponsor yang dibagi kebeberapa peserta sponsor
6. Jangan terpaku hanya mengirimkan proposal hanya kebeberapa produk yang sering beredar didunia fotografi saja. Karena diluar bidang fotografi pun banyak produk yang potensial untuk mensponsori even fotografi misalnya elektronik, Handphone, Jeans (Fashion) dan lain-lain.
7. Jangan terpaku jenis sponsor hanya dalam bentuk uang saja karena bentuk barang ( hadiah) atau barter promosi even anda juga akan mengurangi biaya oprasional even nantinya.

Facebook Badge

Andra A Hidayat's Facebook profile